Thursday, 24 April 2014

Loyalis Iblis

Oleh: Ramdan Nugraha


Puluhan anjing berbaris di tengah lapang hijau namun gersang
Para iblis memegangi tali yang terikat pada tiap leher liar
Berbadan bau berlumur lumpur bercampur keringat jatuh
Senapan meletup memecah
Mencipta satu garis lurus mengudara
Tanda perburuan dimulai

Berlarian para penghuni dunia
Ada yang terbang diterkam
Yang bersembunyi dikuliti
Dibelah dan dikoyak jantung para abdi setia
Tanah lapang menjadi danau berdarah
Si anjing-anjing iblis yang bengis
Mereka memenangkan kekalahannya dengan sadis!

Tuesday, 15 April 2014

Berbeda Karena Dia (Didedikasikan untuk wanita bernama Rara)

Oleh: Ramdan Nugraha



Terkadang,
bahkan tampaknya aku selalu heran dengan para pemilik perasaan,
ada apa dengan kalian?
Tangan hanya terkulai dan kaki bahkan tak kuasa berjalan
Tak nampak datangnya masa depan!

Sedang si gemuk berkeliling kota dengan mobil bersofa empuk
Kedatangannya hanyalah membuat emosi dunia berkecamuk
Ada pula si kurus kencang berlari di atas tanah tandus
Yang dikejarnya perempuan bertubuh semampai berambut lurus

Jemari lembut memegang tangan erat nan kuat
Sesaat itu pun aku menoleh ke arah wajah dengan mata indah
Bukan lah si gemuk! bukanlah si kurus!
Bukan pula tangan dan kaki lemah yang ku lihat sepanjang jalan kota!
Namun dirinya

Aktor-aktor dunia itu bersandiwara
Mereka tak benar-benar bahagia sedang aku iya
Aku dicinta wanita sedang mereka tidak
Aku berbeda karena dia

Saturday, 12 April 2014

Si Abdi Dunia

Oleh: Ramdan Nugraha


Berlenggak – lenggok dengan ketat busana
busana dengan warna yang sama
seringkali kalian hadir dalam sebuah drama
kemudian terlihat para dara nan jelita
jalan melewati mu tanpa kata
dan kau pun tertantang membuat beberapa jebakan asmara
dengan pasti kalian menggiring mereka masuk ke dalam jebakan raga
yang pada akhirnya mereka menderita setelah memadu cinta.
KALIAN, para pecinta dunia!
Para abdi negara yang selalu khilaf
Tak tersentuh cahaya dan tetap terlelap dalam gelap.

Friday, 11 April 2014

Antara Aku dan Adi

Oleh: Ramdan Nugraha


Ku rasakan bara yang mulai memadam
Panasnya tak lagi membawa hati dalam kelam
Namun masih terlihat api di mata mu
Membara tak terkira!
Kita tak bertemu dalam frekuensi yang sama
Adapun kata-kata tak juga membuat reda
Dua pendapat dari dua kepala berbeda
Sudah! Lupakan!
Kita ini kawan!

PEMILU


Oleh: Ramdan Nugraha

Koar sana dan koar sini
Ramai menggelegar hari ini
Betul sekali, sedang ada PEMILU di negeri ku!
Mereka membela partai yang baru
Yang lainnya masih setia dengan kesalahan di masa lalu
Aku membisu namun rindu!
Negara ku benar-benar tak berdaya
Ibu pertiwi sedang koma
Kawan-kawan beradu kata, saling menghina!
Rakyat yang tak ber-tuan
Dan sebagian tak lagi ber-Tuhan
Ada apa dengan rumah ku?
Aku masih membisu dan aku tetap rindu!