Oleh: Ramdan Nugraha
Ada saat ketika manusia dalam hidupnya mengalami
semacam titik jenuh yang sangat manusiawi. Yang mungkin akan menjadi masalah
adalah ketika mereka mengalami kejenuhan yang berkepanjangan sehingga akan
sangat mengganggu kelangsungan hidup dan interaksi sosialnya. Kejenuhan itu
sendiri bisa berwujud pada kesedihan mendalam, kekecewaan yang teramat sangat,
juga ketakutan menghadapi kerasnya kehidupan, atau yang terparah adalah
memutuskan mengambil jalan pintas dan mempermudah segalanya dengan cara
mengakhiri hidup.
Pada kondisi seperti ini, manusia membutuhkan hal
yang lebih bersifat batiniah yang kita sebut ‘semangat’. Tidak semua orang
mampu menciptakan semangatnya melainkan harus dibantu orang lain. Semangat yang
diciptakan dengan bantuan orang lain itu kita sebut dengan motivasi dan
inspirasi. Dua terminologi tersebut terlihat sama namun pada aspek tertentu
memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
Masyarakat di perkotaan dari tingkat elite sampai menengah seperti kehilangan
ruh nya ketika mereka terlalu sibuk mencari kesenangan dengan hiruk pikuk kota,
sehingga ketika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan hiburan dan makanan,
hati mereka mendadak kering dan kehilangan kendalinya sebagai manusia yang hidup
bukan hanya dengan fisik saja. Disinilah, berdatangan (produk) motivasi buatan
yang dikemas apik oleh para “motivator”.
Bisnis motivasi hari ini memiliki pasar yang
sangat jelas dan menjanjikan. Berbagai acara talkshow, pengajian, bahkan sampai kuliah umum dikemas dengan
konten motivasi yang membuat audiensnya tidak sanggup menahan air mata meski
mungkin ada beberapa diantaranya memaksakan menangis karena takut tidak
mengikuti arus mainstream acaranya.
Bayaran untuk motivator pun memiliki harga masing-masing sesuai dengan tingkat
popularitas si motivator. Saya pernah hadir pada acara motivasi dengan
motivator populis dan sungguh saya ingin menangisi betapa garingnya motivasi
yang dia berikan.
Namun pernah sekali waktu saya menangis tulus oleh
seorang motivator yang mungkin satu ruangan itu saja yang kenal dengan dia
karena namanya belum pernah terdengar di media mana pun. Saya yakin kata-kata
yang dia sampaikan dengan tone yang
dinamis membuat hati saya berirama sendu dan mengingatkan banyak penyesalan di
masa lalu. Ini adalah salah satu jenis motivasi yang berkualitas karena sang
motivator mengangkat kisah perjuangan hidupnya yang penuh tantangan yang
berhasil dia hadapi hingga membawanya pada altar kesuksesannya hari ini. Lalu
apa bedanya motivasi dengan inspirasi? Sebetulnya hampir sama seperti yang saya
kemukakan di awal tulisan ini, namun mari kita lihat apa yang dimaksud dengan
inspirasi dalam suatu frame analogi.
Misalnya adalah hidup anda yang sudah berkecukupan
dan salah satu hobi anda adalah makan. Dengan uang yang anda punya, anda
memiliki jadwal kuliner harian di tempat-tempat favorit yang anda sukai sambil
bertemu teman-teman dan bercanda penuh kebahagiaan. Bahkan, setiap enam bulan
sekali pada liburan semester, anda dan teman-teman anda pergi berlibur ke luar
negeri hanya untuk mencicipi aneka macam kuliner khas suatu kota di berbagai
negara. Ada semacam kepuasan tersendiri ketika anda berhasil mencicipi kuliner
khas tersebut yang mungkin hanya 1:1000 orang yang berkesempatan mencicipinya.
Suatu hari, ada semacam dentuman kesadaran yang
anda alami ketika melakukan pencarian di internet tentang kuliner khas di
berbagai tempat yang belum dan akan anda kunjungi. Anda baru sadar bahwa semua
informasi kuliner yang anda dapatkan itu diperoleh dari tulisan seseorang yang
menuliskan pengalamannya di blog pribadi tentang bagaimana dia mencicipi
berbagai kuliner khas kota-kota besar di dunia. Anda baru menyadari bahwa
seseorang itu telah beberapa langkah lebih maju dibanding apa yang anda telah
lakukan selama ini dengan menjadi “pencicip makanan khas” di berbagai tempat di
dunia.
Bagaimana tidak, seseorang yang anda baca
tulisannya itu telah melakukan lebih banyak hal seperti: dia telah mencicipi
lebih banyak makanan khas dibanding anda; dia telah lebih dulu mengetahui
tempat-tempat kuliner asik dan menarik di berbagai tempat di dunia; dia pandai
menuliskan pengalamannya sehingga sangat berguna bagi sesama orang yang hobi
kuliner; dan bahkan dari blog pribadinya, ternyata dia telah dianugerahi
sebagai duta kuliner dari suatu badan pariwisata internasional karena banyaknya
jumlah tulisan yang dia publikasi pada blog miliknya dan telah dikunjungi
jutaan pembaca baik lokal maupun mancanegara.
Yang semakin membuat anda tertinggal darinya
adalah anda menjadi salah satu pembaca setia blog miliknya dan sekaligus
menjadi penyumbang rating tertinggi
untuk penghasilan online yang dia dapatkan dari para pembaca yang mengunjungi
blognya, memberi komentar, dan membagikan tulisan yang dia muat sebagai
informasi yang bermanfaat. Sungguh anda telah tertinggal cukup jauh dari apa
yang telah penulis blog kuliner itu lakukan. Dia juga kini memiliki jadwal
bulanan mengunjungi berbagai restoran di dunia dengan biaya yang ditanggung
oleh badan kementrian pariwisata di berbagai negara di dunia karena menjadi
duta kuliner internasional.
Sejak saat itu, anda sadar untuk -paling tidak-
melakukan hal yang sama atau mungkin lebih jauh dari apa yang telah dilakukan
oleh penulis blog keren itu. Inilah apa yang disebut dengan “inspirasi”.
Inspirasi datang atau hadir tanpa kita minta namun
dia datang dengan keunikan yang membuat kita takjub dan ingin mencoba melakukan
hal tertentu berdasarkan inspirasi tersebut. Kini bedanya jelas antara motivasi
dan inspirasi - motivasi telah menjadi ladang komersil untuk orang-orang yang
jiwanya kering dari semangat hidup, orang-orang berbondong-bondong membeli
tiket dan menyiapkan jadwal ditengah kesibukkan mereka untuk menghadiri seminar
atau talkshow motivasi diberbagai
tempat.
Motivatornya berbeda-beda kelas dan juga popularitasnya.
Anda bisa pilih motivator mana yang motivasinya paling cocok dengan anda. Sedangkan
inspirasi tidak membutuhkan tiket dan jadwal tertentu ditengah kesibukkan anda dan
inspirasi datang bahkan mungkin dari orang yang tidak pernah kita bayangkan
mampu memantik kita untuk melangkah lebih jauh dalam hidup.
Kita sering sedih dan galau ketika ruang kuliah
tidak bersahabat, namun anda mungkin akan menangis menyaksikan anak-anak usia
7-10 tahun yang pada jam sekolah atau pada larut malam ketika anda pulang
kuliah atau selesai dari kantor, menyaksikan mereka membawa karung lalu
memunguti sampah botol untuk mereka jual kembali pagi harinya demi menyambung
hidup.
Mereka seringkali bercanda satu sama lain tanpa
mengkritisi kenapa mereka terlahir dengan kondisi serba kekurangan. Anak-anak
yang mungkin tidak pernah tahu bagaimana rasanya nongkrong di kafe-kafe atau
bahkan duduk mendengarkan guru mengajar di kelas, namun mereka terlihat tetap
riang menjalani kehidupan mereka sambil terus berusaha akan adanya perbaikan
hidup lewat kerja keras yang mereka lakukan.
Maka ketika anda lelah mencari tiket seminar
motivasi yang sudah sold-out, cobalah
dengan tulus jalani kehidupan yang maha indah ini, kurangi intensitas mengeluh
terhadapa segala permasalahan yang anda hadapi. Masalah tidak akan selesai
dengan keluhan tapi dia harus diatasi dan salah satu jalan mengatasinya adalah
ketika anda bertemu dengan inspirasi, maka berusahalah, tulus dan jalani.
No comments:
Post a Comment