Monday, 9 January 2017

MOTIVASI VS INSPIRASI

Oleh: Ramdan Nugraha



Ada saat ketika manusia dalam hidupnya mengalami semacam titik jenuh yang sangat manusiawi. Yang mungkin akan menjadi masalah adalah ketika mereka mengalami kejenuhan yang berkepanjangan sehingga akan sangat mengganggu kelangsungan hidup dan interaksi sosialnya. Kejenuhan itu sendiri bisa berwujud pada kesedihan mendalam, kekecewaan yang teramat sangat, juga ketakutan menghadapi kerasnya kehidupan, atau yang terparah adalah memutuskan mengambil jalan pintas dan mempermudah segalanya dengan cara mengakhiri hidup.
Pada kondisi seperti ini, manusia membutuhkan hal yang lebih bersifat batiniah yang kita sebut ‘semangat’. Tidak semua orang mampu menciptakan semangatnya melainkan harus dibantu orang lain. Semangat yang diciptakan dengan bantuan orang lain itu kita sebut dengan motivasi dan inspirasi. Dua terminologi tersebut terlihat sama namun pada aspek tertentu memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
Masyarakat di perkotaan dari tingkat elite sampai menengah seperti kehilangan ruh nya ketika mereka terlalu sibuk mencari kesenangan dengan hiruk pikuk kota, sehingga ketika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan hiburan dan makanan, hati mereka mendadak kering dan kehilangan kendalinya sebagai manusia yang hidup bukan hanya dengan fisik saja. Disinilah, berdatangan (produk) motivasi buatan yang dikemas apik oleh para “motivator”.
Bisnis motivasi hari ini memiliki pasar yang sangat jelas dan menjanjikan. Berbagai acara talkshow, pengajian, bahkan sampai kuliah umum dikemas dengan konten motivasi yang membuat audiensnya tidak sanggup menahan air mata meski mungkin ada beberapa diantaranya memaksakan menangis karena takut tidak mengikuti arus mainstream acaranya. Bayaran untuk motivator pun memiliki harga masing-masing sesuai dengan tingkat popularitas si motivator. Saya pernah hadir pada acara motivasi dengan motivator populis dan sungguh saya ingin menangisi betapa garingnya motivasi yang dia berikan.
Namun pernah sekali waktu saya menangis tulus oleh seorang motivator yang mungkin satu ruangan itu saja yang kenal dengan dia karena namanya belum pernah terdengar di media mana pun. Saya yakin kata-kata yang dia sampaikan dengan tone yang dinamis membuat hati saya berirama sendu dan mengingatkan banyak penyesalan di masa lalu. Ini adalah salah satu jenis motivasi yang berkualitas karena sang motivator mengangkat kisah perjuangan hidupnya yang penuh tantangan yang berhasil dia hadapi hingga membawanya pada altar kesuksesannya hari ini. Lalu apa bedanya motivasi dengan inspirasi? Sebetulnya hampir sama seperti yang saya kemukakan di awal tulisan ini, namun mari kita lihat apa yang dimaksud dengan inspirasi dalam suatu frame analogi.
Misalnya adalah hidup anda yang sudah berkecukupan dan salah satu hobi anda adalah makan. Dengan uang yang anda punya, anda memiliki jadwal kuliner harian di tempat-tempat favorit yang anda sukai sambil bertemu teman-teman dan bercanda penuh kebahagiaan. Bahkan, setiap enam bulan sekali pada liburan semester, anda dan teman-teman anda pergi berlibur ke luar negeri hanya untuk mencicipi aneka macam kuliner khas suatu kota di berbagai negara. Ada semacam kepuasan tersendiri ketika anda berhasil mencicipi kuliner khas tersebut yang mungkin hanya 1:1000 orang yang berkesempatan mencicipinya.
Suatu hari, ada semacam dentuman kesadaran yang anda alami ketika melakukan pencarian di internet tentang kuliner khas di berbagai tempat yang belum dan akan anda kunjungi. Anda baru sadar bahwa semua informasi kuliner yang anda dapatkan itu diperoleh dari tulisan seseorang yang menuliskan pengalamannya di blog pribadi tentang bagaimana dia mencicipi berbagai kuliner khas kota-kota besar di dunia. Anda baru menyadari bahwa seseorang itu telah beberapa langkah lebih maju dibanding apa yang anda telah lakukan selama ini dengan menjadi “pencicip makanan khas” di berbagai tempat di dunia.
Bagaimana tidak, seseorang yang anda baca tulisannya itu telah melakukan lebih banyak hal seperti: dia telah mencicipi lebih banyak makanan khas dibanding anda; dia telah lebih dulu mengetahui tempat-tempat kuliner asik dan menarik di berbagai tempat di dunia; dia pandai menuliskan pengalamannya sehingga sangat berguna bagi sesama orang yang hobi kuliner; dan bahkan dari blog pribadinya, ternyata dia telah dianugerahi sebagai duta kuliner dari suatu badan pariwisata internasional karena banyaknya jumlah tulisan yang dia publikasi pada blog miliknya dan telah dikunjungi jutaan pembaca baik lokal maupun mancanegara.
Yang semakin membuat anda tertinggal darinya adalah anda menjadi salah satu pembaca setia blog miliknya dan sekaligus menjadi penyumbang rating tertinggi untuk penghasilan online yang dia dapatkan dari para pembaca yang mengunjungi blognya, memberi komentar, dan membagikan tulisan yang dia muat sebagai informasi yang bermanfaat. Sungguh anda telah tertinggal cukup jauh dari apa yang telah penulis blog kuliner itu lakukan. Dia juga kini memiliki jadwal bulanan mengunjungi berbagai restoran di dunia dengan biaya yang ditanggung oleh badan kementrian pariwisata di berbagai negara di dunia karena menjadi duta kuliner internasional.

Sejak saat itu, anda sadar untuk -paling tidak- melakukan hal yang sama atau mungkin lebih jauh dari apa yang telah dilakukan oleh penulis blog keren itu. Inilah apa yang disebut dengan “inspirasi”.

Inspirasi datang atau hadir tanpa kita minta namun dia datang dengan keunikan yang membuat kita takjub dan ingin mencoba melakukan hal tertentu berdasarkan inspirasi tersebut. Kini bedanya jelas antara motivasi dan inspirasi - motivasi telah menjadi ladang komersil untuk orang-orang yang jiwanya kering dari semangat hidup, orang-orang berbondong-bondong membeli tiket dan menyiapkan jadwal ditengah kesibukkan mereka untuk menghadiri seminar atau talkshow motivasi diberbagai tempat.
Motivatornya berbeda-beda kelas dan juga popularitasnya. Anda bisa pilih motivator mana yang motivasinya paling cocok dengan anda. Sedangkan inspirasi tidak membutuhkan tiket dan jadwal tertentu ditengah kesibukkan anda dan inspirasi datang bahkan mungkin dari orang yang tidak pernah kita bayangkan mampu memantik kita untuk melangkah lebih jauh dalam hidup.
Kita sering sedih dan galau ketika ruang kuliah tidak bersahabat, namun anda mungkin akan menangis menyaksikan anak-anak usia 7-10 tahun yang pada jam sekolah atau pada larut malam ketika anda pulang kuliah atau selesai dari kantor, menyaksikan mereka membawa karung lalu memunguti sampah botol untuk mereka jual kembali pagi harinya demi menyambung hidup.
Mereka seringkali bercanda satu sama lain tanpa mengkritisi kenapa mereka terlahir dengan kondisi serba kekurangan. Anak-anak yang mungkin tidak pernah tahu bagaimana rasanya nongkrong di kafe-kafe atau bahkan duduk mendengarkan guru mengajar di kelas, namun mereka terlihat tetap riang menjalani kehidupan mereka sambil terus berusaha akan adanya perbaikan hidup lewat kerja keras yang mereka lakukan.
Maka ketika anda lelah mencari tiket seminar motivasi yang sudah sold-out, cobalah dengan tulus jalani kehidupan yang maha indah ini, kurangi intensitas mengeluh terhadapa segala permasalahan yang anda hadapi. Masalah tidak akan selesai dengan keluhan tapi dia harus diatasi dan salah satu jalan mengatasinya adalah ketika anda bertemu dengan inspirasi, maka berusahalah, tulus dan jalani.

No comments: