Pengalaman mengunjungi Palangka Raya yang merupakan Ibu
Kota Provinsi Kalimantan Tengah ketika saya menjadi utusan dari tempat saya
bekerja untuk mengikuti pelatihan internasional, memberi kenangan tersendiri
yang terasa berbeda dan menjadi alasan terciptanya rindu setelahnya. Ada dua
tempat menarik dan bersejarah di Kota Tambun Bungai yang akrab menjadi sebutan
khas kota cantik ini.
Tempat pertama adalah Sungai Kahayan yang
menjadi salah satu destinasi wisatawan baik lokal maupun internasional. Di sekitar
kawasan sungai Kahayan masih terdapat rumah-rumah warga yang dibangun diatas
lahan gambut yang genangan airnya cukup tinggi. Rumah tersebut disangga
menggunakan bambu-bambu yang menurut salah saeorang warga disana, kekuatan
bambu itu sangat kuat dan tahan terhadap guncangan atau gempa.
Salah satu cerita tentang sungai Kahayan yang secara turun
temurun disampaikan baik kepada warga setempat dan juga kepada wisatawan adalah
bagi mereka yang datang ke Palangka Raya dan tidak sempat meminum air dari
sungai Kahayan, maka dipercaya orang atau wisatawan tersebut akan datang
kembali ke Palangka Raya. Cerita yang sangat menarik yang seakan memberikan
nilai mistis tersendiri tentang arti “rindu” terhadap kota ini. Selain itu,
kemungkinan paling rasional adalah ketika anda sudah pernah mengunjungi
Palangka Raya, maka akan sangat sulit untuk melupakan kota cantik di pulau Kalimantan
ini.
Selain itu, terdapat jembatan sepanjang kurang lebih 640
meter yang terbentang diatas sungai Kahayan yang menghubungkan satu tepi ke
tepi lainnya dan menjadi tempat lalu lintas antar kecamatan di Palangka Raya. Sekilas
jembatan ini terlihat seperti jembatan-jembatan di negara lain yang populer
seperti San Fransisco Bridge di Amerika.
Destinasi yang kedua adalah Tugu Bung Karno yang
terletak tidak jauh dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya yang merupakan
salah satu Universitas Terbaik di Kalimantan. Disana kita akan melihat jejak
sejarah yang menjadi saksi atas perjalanan seorang yang besar dan berjasa bagi
Indonesia yaitu bung Karno yang diabadikan dalam bentuk patung raksasa setinggi
kurang lebih enam meter. Patung Bung Karno ini merupakan bagian dari Tugu
Peletakan Batu Pertama oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957 yang
menurut informasi dari penduduk setempat Tugu tersebut merupakan titik tengah
kota Palangka Raya dan lokasinya tepat dihadapan patung Bung Karno yang sedang
menunjukkan jari tangan kanannya ke arah titik tersebut.
Dari berbagai informasi yang saya baca, Tugu Soekarno ini
terdiri dari tujuh belas pilar yang bermakna sebagai senjata untuk berperang
melawan panjajah serta melambangkan hikmah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Tugu Api yang melambangkan semangat yang tidak akan pernah padam untuk
membangun dan menjaga kedaulatan Indonesia. Bentuk tugu segi lima merepresentasikan
filosofis dasar Pancasila.
Berdasarkan banyak informasi sejarah, Soekarno yang
menjadi presiden Indonesia pertama itu pernah menetap di Palangka Raya dan
memiliki rencana untuk memindahkan Ibu Kota Indonesia (Jakarta) ke Palangka
Raya berdasarkan alasan demografis dan berbagai aspek lainnya yang sangat
mendukung. Namun rupanya tidak ada pemimpin pasca Bung Karno wafat yang
mengkaji ulang rencana Sang Proklamator yang menjadi mercusuar Asia itu. Terlepas
dari itu semua, Palangka Raya tetaplah menjadi kota cantik yang menjadi medan
magnet bagi warga Indonesia dan juga dunia untuk datang berkunjung dan
merasakan atmosfer kota yang pernah dijejaki oleh seorang berwibawa nan jenius bernama
Soekarno yang kontribusinya kita rasakan hingga detik ini dan nanti.
No comments:
Post a Comment