Monday, 28 September 2015

DUA PERKARA

Oleh: Ramdan Nugraha




Demi pena dan apa yang ia tulis
Demi raga yang akan ditinggalkan ruh
Dalam keabadian
Dalam konsepsi Sang Konseptor kehidupan
Dengan segala alasan yang hanya dari-Nya

Wahai jiwa-jiwa yang tenang
Kenapa kalian terpikat sibuk oleh guyon dunia?
Kenapa pula terpenjara takut oleh peringatan setelahnya?
Sesungguhnya hanyalah dua hal atas keselamatan
Mereka adalah keyakinan mu yang diciptakan
Dan bahagia mu mengulurkan tangan
Pada isak tangis
Pada kelaparan
Pada pertikaian
Pada keraguan
Pada segala yang Dia kondisikan
“dengan ikhlas mu”

Friday, 28 August 2015

Haruskah (begitu)?



Oleh: Ramdan Nugraha

Adakah yang lebih membahagiakan dari buku dan kopi pagi ini?

Adakah yang lebih mencerahkan diatas kemanusiaan?

Rakaat ku adalah mawar dari ketulusan seorang pengagum wanita

Atau seperti anak yang mencium tangan ibunya dengan kecintaan

Sedekah ku, puasa ku, tilawah ku,

 adalah orbit Tuhan yang lalu lalang tanpa kemacetan

Tak perlu polisi atau posisi

Namun haruskah mereka semua menjadi sekelompok diktator

Yang tega menindas akhlak demi sebongkah kekuasaan?

Meniadakan segala fitrah

Mengubur mati memberi ke-sia-sia-an

Demi upeti yang akan dihadapkan pada masa kebangkitan



REFLEKSI PAGI DI BUKIT SAKINAH



Oleh: Ramdan Nugraha 28 Agustus 2015
Haruskah aku berdamai dalam ketandusan akal
Yang telah dipupuk mati oleh dedaunan syariah yang sungguh kering
Menolak siraman hujan kekinian
Yang terkadang ditampung kedalam kolam curiga
Atau ruang emosi dengan dinding keangkuhan


Thursday, 27 August 2015

ALAM JUGA KAWAN KITA

Oleh: Ramdan Nugraha



Anak Adam memandikan hutan
Limbah sebagai airnya
Apapun jenis sampah menjadi sabunnya
Menyemprotkan karbon monoksida sebagai parfumnya

Jangan kalian kira sungai tak butuh damai
Undakan tanah di gunung-gunung tak punya jantung
Galian gedung-gedung bertingkat sudah terlalu laknat
Atau jalan-jalan beton yang merampas tempat singgah si ular piton

Kalian anak Adam lahir dan disempurnakan
Agama juga telah diwahyukan untuk keselamatan
Walau akhirnya prediksi atas kerusakan yang akan kalian lakukan
Akan semakin nyata terlihat kini dan kemudian
Namun masih ada waktu membuktikan kalian bukanlah pembawa kerusakan

Kita manusia dan alam adalah kawan
Inilah skrip Maha Agung dari Tuhan
Tandus ladang adalah bukti tandusnya akal
Akankah kedamaian alam dan manusia bertemu dalam kekal?

Wednesday, 19 August 2015

UTOPIA



Oleh: Ramdan Nugraha

Untuk apa membanggakan masa lalu?
Tidak mampukah menghadapi hari ini?
Orang-orang rasional dianggap sesat akal
Pentafsir kontekstual darahnya difatwa halal
Inikah moral dari seorang yang ber-Tuhan?
Andai saja Rasul masih ada di sekitar kita..

Kalian mengkufurkan negara
Harusnya mampu berkarya nyata
Inilah dilema korban dogma
Lingkar takfiri berjalan dengan roda dakwah
Anggapannya adalah dekat dengan surga
Fastabiqul khairat!
Adalah dakwah yang seharusnya!
Hentikanlah permusuhan sesama dan keluarlah dari pemikiran utopia