Thursday 25 September 2014

Untuk Sosok Hebat

Oleh: Ramdan Nugraha


Kampus hijau itu tetiba mendung
Pagi dan siang kehilangan hak terangnya
Mentari redup seperti rasa sendu seorang filsuf
Membawa hari mendapatkan senjanya lebih cepat

Aku masih ingat sekali rupa sang pemberi jejak
Dengan caranya yang dingin memandu tetap bijak
Hari ini aku menangis diam namun dalam
Sosok hebat itu telah menyatu dengan alam

Motivasi terakhir darinya yang begitu melekat
Sekali lagi aku ingat; ia katakan aku hebat
Ya Allah,  berikan untuknya sebaik-baik tempat
Bila Bumi telah mengujinya begitu berat
Maka berikan bahagia untuknya di akhirat



Sunday 21 September 2014

Ber-pagi di Yogyakarta

Oleh: Ramdan Nugraha


Senin pagi bersama Yogyakarta
Mengarungi kota yang berbudaya
Membiarkan mata kagum pada gedung
Juga sampah-sampah yang terkurung

Dua teman sebaya, ku gandeng melewati pendopo
Lalu berbaur dengan keramaian Malioboro
Ku lihat bahagia terjadi di kedua  mata mereka
Wajah-wajah muda yang beraura

Sampai pada waktu mengantar pergi
Kami dan Yogyakarta tetap segar dalam memori

(memori bersama tuan Tubagus Sumantri dan tuan Hermawan Susanto di kota penuh cinta, Yogyakarta 15 – 19 September 2014)




Aku Bodoh Karena Debat

Oleh: Ramdan Nugraha


Suatu ketika aku terjebak dalam lingkar akal dan kata
Awal interaksi yang manis dibumbui IQ yang mengudara
Selanjutnya makin mendalam hingga mengutip catatan berita fakta
Aku menyediakan gelas berisi air segar nan bening
Lama ku biarkan mengeruh dengan tinta “kesucian” berbau pesing

Fase berikutnya ku biarkan si gila memberi arah
Aku hanya memberi kata “iya” sementara ikut gila
Di saat semua tingkat keilmuan memuncak menempuh klimaks
di situlah aku berada pada fase kebodohan yang luar biasa

Ya! Aku terjebak dalam komunikasi bernama debat!
Dalil-dalil dunia tanpa bertunangan dengan tindakan
Ku katakan;
“Kebodohanku adalah jebakan keterpaksaan!”

Sunday 14 September 2014

We're All Leaving

Written by: Ramdan Nugraha


A strong man is killing like an idiot has no feeling
Like group of birds are flying then suddenly get shooting
A gorgeous guy is breaking a heart of his mate
The same as pretty woman plays her body in the blind date

When I see some good people dress up with lie
and do not realize that they won’t be ready to die
As if everything they buy becomes their own
While others are sick of being clown

We are all actors and actresses in the life’s movie
Who named as Victor, Erness, or Jovie
But again we forget about the essence of every single episode
That we’re going to leave our family, job, money, and gold
For the end of the world that we’ll never know!

Thursday 11 September 2014

Silvertone

Oleh: Ramdan Nugraha


Dia, ku peluk erat enggan ku lepaskan meski beberapa saat
Dia, ku usap setiap sudut dan lekuk tubuhnya dengan mantap

Kagum aku padanya yang tak pernah tidur
Tak pernah bersedih meski ku tinggal sedari subuh hingga dzuhur

Suara merdunya adalah alasan aku kembali
Teman bercerita di tengah malam berakhir pagi

Ketika nanti aku mengikat janji sehidup semati
dengan wanita yang menempati seluruh ruang dalam hati

Aku berjanji!
Kau kan selalu terlibat dalam hari-hari kami
Kau kan menjadi saksi dua sejoli yang memadu kasih
Kau dan wanita ku kan menjadi melodi hidup ini
Ya, aku janji!