Sunday 14 December 2014

Mereka Yang Dirindukan Tuhan

Oleh: Ramdan Nugraha



Ada nafas-nafas berhembus liar dalam ruang gelap
bersatu dengan kekhilafan atas keberadaan Tuhan
Lalu ada rahim-rahim yang kesuciannya dirampas
diperbudak seperti hewan secara bebas
Kemudian hati dan jiwa terbakar!
yang menerima siksa lebih dari sekadar sabar

Takdir menuliskan kehidupan manusia-manusia baru
sedang para pemilik janin memaki langit dan bumi
mereka dirasuki setan yang memberi anestesi
kalian sebut mereka pembunuh dengan aborsi?
Bukan!
Sekali lagi bukan!

Mereka hanyalah korban yang ditunggu kembali oleh Tuhan
Karna syurga tak diciptakan melainkan untuk mereka
yang diberi ampunan
dan aku masih melihat kehidupan
di saat sebagian lain kembali mendapati sujud
yang diakhiri ketulusan penyesalan

Saturday 29 November 2014

The 11th Asian EFL Journal - International TESOL Conference, SITE Skills Training Clark Freeport, Angeles City, Pampanga, Philippines



Asian EFL Journal, International TESOL Conference merupakan rangkaian acara konferensi bahasa Inggris yang memiliki fokus tentang penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing yang digunakan diberbagai negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Acara yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun ini diikuti oleh lebih dari 15 negara di dunia antara lain Indonesia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Kuwait, Korea Selatan, Filipina, Kamboja, Uni Emirat Arab, India, Cina, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Iran, dll. Tahun 2014 ini, Asian EFL Journal diselenggarakan di SITE Skills Training Clark Freeport, Angeles City, Pampanga, Filipina. Rangkaian acara berlangsung selama tiga hari, dimulai tanggal 28 sampai 30 November 2014.
Acara Asian EFL Journal ini dibagi kedalam dua sesi per harinya; pertama adalah presentasi yang disampaikan oleh para pakar bahasa Inggris dan penulis buku sebagai pembicara utama (Plenary Speakers). Setelah itu dilanjutkan dengan sesi paralel (Parallel Session) oleh para para pembicara paralel dari berbagai negara.
Dalam kesempatan tahun ini, ada beberapa peneliti dan dosen dari Indonesia yang secara aktif mengikuti rangkaian kegiatan Asian EFL Journal dan mempresentasikan hasil dari penelitian yang berhubungan dengan penggunaan atau fenomena kebahasaan yang terjadi di Indonesia. Beberapa universitas negeri dan swasta di Indonesia mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti forum bahasa internasional ini. Antara lain Universitas Muhammadiyah Purwokerto dari Jawa Tengah, Universitas  Katolik Soegijapranata dari Semarang, Universitas Iqra Buru, Universitas Tadulako dari Sulawesi Tengah, Universitas Sanata Dharma dari Yogyakarta, Universitas Kristen Salatiga, STKIP PGRI Padang, Universitas Cendrawasih dari Papua, Universitas Jambi, dan tidak kalah bersaing, ada dua universitas dari Bogor yang menjadi perwakilan Jawa Barat sebagai pembicara paralel dalam Asian EFL Journal tahun 2014. Ada Universitas Ibn Khaldun Bogor dan STKIP Muhammadiyah Bogor.
STKIP Muhammadiyah Bogor terbilang sebagai kampus baru yang cukup aktif mengikuti kegiatan akademik diluar kampus yang diwakili oleh dosen-dosennya. Beberapa tahun lalu, dosen STKIP Muhammadiyah Bogor telah mengikuti Cambodia TESOL di Kamboja, kemudian dilanjutkan keikutsertaannya dalam TEFL International Conference di Yogyakarta yang diprakarsai oleh Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Tidak cukup sampai disitu, Rudi Haryono, M.Pd. sebagai ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Muhammadiyah Bogor menjadi pembicara dalam acara TEFLIN International Conference di Solo. Kali ini, Ramdan Nugraha, salah satu dosen Program Studi Bahasa Inggris STKIP Muhammadiyah Bogor, mendedikasikan diri untuk kedua kalinya (setelah TEFL International Conference di Yogyakarta 2014) menjadi pembicara pada Asian EFL Journal yang dilaksanakan di Filipina tahun ini dengan judul penelitian “Identifying English Language Learning Strategy Employed by Students of Indonesian Department: A Survey at a Private University in Bogor”. Dari keikutsertaan Ramdan Nugraha dalam rangkaian forum bahasa internasional ini diharapkan mampu memberi kontribusi untuk Indonesia secara umum dan Bogor secara khusus. Hal itupun menjadi salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma perguruan tinggi yaitu penelitian dan pengembangan. Semoga menulis dapat menjadi kebutuhan baru para pendidik dan peserta didik dalam rangka berbagi pendapat terhadap gejala atau fenomena yang terjadi untuk kemajuan bangsa dan negara. Ramdan Nugraha, Filipina November 2014.

Ramdan Nugraha (kedua dari kanan) duduk santai bersama para pembicara dari beberapa universitas di Indonesia menunggu pembukaan acara Asian EFL Journal 2014.


Ramdan Nugraha (pertama dari kiri) bersama Prof. Dr. Roger Nunn, Petroleum Institute, Abu Dhabi (kedua dari kiri), Dr. Beata Webb, Bond University QLD, Australia (ketiga dari kiri), dan Juang Rudianto Putra, Universitas Ibn Khaldun Bogor (paling kanan), berfoto dengan pembicara utama (Plenary Speakers) seusai presentasi sesi pertama.

Thursday 27 November 2014

Day One of the Journey to Philippines

My name is Ramdan Nugraha. I am a lecturer at STKIP Muhammadiyah Bogor. I teach Speaking, English Phonology, and English for Business at English Department. This year, I have a chance to go to Philippines to attend an international conference (11th Asian EFL Journal International Conference 2014) as one of the presenters from Indonesia. The conference is held in Clark SITE Skills Training Center, Pampanga, Philippines on 28-30 November 2014.



My first departure was on 26 November 2014. It started from Soekarno Hatta international airport as the starting point. I got in the airplane (Air Asia) and took off at 15.10 pm and landed at 18.15 pm in Kualalumpur, Malaysia.




From Kualalumpur, it was continued to take next flight to get to Manila, Philippines. When I was waiting the gate opened, I met Mr. Chhan Sopheap around the lobby. He is a director of Asian Institute of Cambodia. We shared programs of our university each other. We finally shared our name card to keep our relation in the future in order to have international programs which will be done by both universities.





Live report from Ramdan Nugraha, 26 November 2014. Kualalumpur, Malaysia.

Thursday 20 November 2014

Indonesia Tiada

Oleh: Ramdan Nugraha


Indonesia ku yang hampir menemui kepunahan-nya
Tanah dan emasnya dirampas
Rakyatnya hidup dengan aturan yang bahkan tak mendekati jelas
Agama-agama hanyalah menjadi ritual dan upacara
Esensi nilainya hilang bersama kekuasaan atas nama dosa

Tuhan, berapa lama lagi Indonesia ku ada?
Berapa lama lagi usia para pendosa?
Sebagian kami masih begitu menghidupkan agama-Mu
Meski sebagian lain mengakuinya sebagai lelucon kuno

Bila dengan Iblis nyata menjelma dan menantang kami
Biarlah terjadi agar hati-hati suci kami kembali
Bersama perjuangan untuk pembebasan
Bersama darah dengan balutan keyakinan
Dimana tak berlaku lagi perbedaan pemahaman
Sebagai yang hari ini menjadi biang keretakan

Tuhan, apakah Indonesia ku benar-benar masih ada dan akan bertahan?

Sunday 2 November 2014

TENANG

Oleh: Ramdan Nugraha

Tenang,
Rasanya begitu tenang mendapati fitnah bosan dengan dirinya,
tak usah berlutut takut,
kemudian memberinya keangkuhan.
Perginya adalah bagian yang paling ku nanti.
Semua tentang jujur yang tumbuh menguat bersama hati.

Tuesday 28 October 2014

KETIKA AGAMA DIANGGAP SUDAH KUNO



Pemahaman agama seseorang yang sangat minim menimbulkan sikap sekularisme yang sangat kuat – memisahkan hukum/perkara agama dengan perkara dunia (pemerintahan, politik, sosial, kesehatan, pendidikan, dl). Dalam tulisan ini, penulis bermaksud memberikan beberapa fenomena terjadinya pandangan sekuler yang menyebabkan adanya ketidakkonsistenan orang-orang dalam memandang baik dan buruk nilai dan norma kehidupan.
Pertama, terkait dengan buku-buku sumber belajar untuk siswa dalam kurikulum baru 2013. Banyak ditemukan buku yang mempunyai pesan moral yang sangat bertentangan dengan nilai agama, seperti adanya tema “pacaran sehat” dalam salah satu mata pelajaran. Beberapa ahli menganggap bahwa hal itu bermaksud baik terutama untuk memberi pandangan terbuka terhadap hubungan siswa laki-laki dan siswa perempuan yang didasari rasa suka atau ketertarikan fisik yang dinilai “sehat”.
Kedua, menteri kesehatan periode lalu yang sempat menggelar acara “membagi-bagikan kondom gratis untuk pencegahan HIV AIDS”. Apakah pengajar/dosen menteri tersebut ketika belajar di bangku kuliah kurang referensi atau bahkan tidak mampu menginterpretasi nilai-nilai agama yang sudah sedemikian sempurna dalam cara mencegah wabah penyakit bernama “HIV AIDS”? solusi nya bukanlah membagi-bagikan kondom gratis, namun buatlah kebijakan yang kuat dalam menyikapi para pelaku seks bebas. Implementasi syariah Islam telah begitu jelas bagaimana menyikapi perkara seks bebas tersebut dengan hukum rajamnya. Dengan kebijakan tersebut, keinginan untuk melanggar akan lebih sedikit. In sya Allah.
Ketiga, salah satu lokasi terjadinya bisnis prostitusi terbesar di Indonesia; Gang Doli, mendapat begitu banyaknya penolakan ketika pemimpin daerah setempat berniat membubarkan dan menutup ruang hina tersebut. Para penolak keputusan ditutupnya Gang Doli itu memiliki beberapa alasan; para pedagang kecil akan kehilangan pekerjaan, para pekerja seks komersial pun akan mengalami hal yang sama, dan kegiatan hina tersebut memberi pemasukan untuk para “pejabat” terkait. Penulis hanya bisa memberi respon tertulis; “seriously?"
Dan yang keempat, yang sangat “happening” saat ini. Ketika presiden baru Indonesia mengumumkan susunan kabinet baru kementerian Republik Indonesia. Ada salah satu menteri nyentrik dengan semua kesuksesannya. Sebelumnya, penulis menegaskan bahwa kekayaan finansial bukanlah bentuk kesuksesan absolut. Kembali pada persoalan menteri baru ini, dia adalah seorang wanita dengan gaya hidup yang cukup berbeda. Dia adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), merokok adalah salah satu hal yang mungkin sudah menjadi kebutuhannya. Dua hal itu penulis rasa sudah cukup mengantar akhir dari tulisan ini. Golongan orang di Indonesia yang mula-mula begitu anti rokok dan menganggap rokok lebih menyeramkan dibanding makhluk yang tidak sudi sujud kepada Adam as., mereka bersikap mulai tidak konsisten dengan dalih “yang paling utama adalah prestasi bu menteri yang sudah menciptakan sesuatu, anda sudah menciptakan apa?” menggelitik sekali pemikiran seorang sekularis itu. Mungkin saja bila suatu saat ada menteri hobinya judi pun akan dimaklumi asal berprestasi secara finansial. Yang kedua, seakan standar negara ini makin terpuruk dan tertinggal jauh oleh negara-negara tetangga. Dengan adanya menteri lulusan SMP, maka jangan pernah salahkan mereka yang nanti melamar ke perusahaan-perusahaan dengan membawa ijazah SMP, bila perusahaan tersebut menolak, maka secara awam saya katakan perusahaan tersebut jauh lebih bermartabat dibanding negara ini. Menteri adalah representasi keilmuan, profesionalisme dan teladan sikap untuk masyarakat yang diwakilinya, yang nantinya akan menciptakan kebijakan-kebijakan yang membantu rakyat tentunya dengan implementasi nilai dan norma manusia, bukan sebuah pertimbangan sesaat yang bisa berubah haluan sesuka hati.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa terjadinya reduksi moral bangsa ini adalah karena pemahaman agama yang jauh dari cukup, sehingga nilai-nilainya ditinggalkan dengan asumsi sudah tidak adanya relevansi antara nilai agama dengan perkembangan zaman dan masyarakatnya. Agama itu ilmu, dan ilmu adalah sebaik-baiknya panduan dalam bertindak. Semoga banyak yang ingin kembali berilmu dan bertindak sesuai kaidah keilmuan yang baik dan benar.

Ramdan Nugraha, 29 Oktober 2014 – 07:57 WIB

DIMENSI ILUSI

Oleh: Ramdan Nugraha



Ada secangkir kopi
Di dalamnya bercampur gula dan susu putih
Membawa ku berpindah dimensi
Kesunyian dalam balutan interaksi
Ku tinggal segera menemui keramaian hati

Ku jabat tangan-tangan lembut para sufi
Salam sebagai pembuka untuk sebuah diskusi
Hidup dalam ruang nyata yang tampak seperti ilusi
Namun ini semua nyata, ini terjadi!

Dimensi lain
Dimensi suci
Dimensi ilusi