Dalam tulisan kali ini, saya
ingin beropini secara lebih santai. Ceritanya akan sedikit kemana-mana sesuai
keinginan tapi semoga memberi refleksi
dan memancing solusi dan ide segar dari pembaca setelah membaca tulisan
santai ini. Kita akan memulai bacaan ini dari negara bernama Indonesia. Bila nama ini ditanyakan
kepada masyarakat dunia, saya meyakini mereka akan tahu sedikit atau mungkin
lebih banyak informasi bahkan dibanding masyarakat Indonesia sendiri. Saya
tidak ingin menjelek-jelekan negara yang sangat saya cintai ini, tanah air yang
saya tempati sekalipun ada kelompok yang menyuruh kita pindah karena ingin
mendirikan negara agama yang bahkan mereka sendiri belum faham apa itu agama.
“kok bisa-bisanya punya ide ingin membangun negara agama, padahal agama itu
keyakinan dan rujukan (hujjah), serta negara itu adalah musyawarah”. Saya
sebagai muslim merasa Indonesia memiliki PANCASILA
yang tidak bertentangan dengan agama saya begitupun dengan agama-agama lain
yang ada di Indonesia (masalah negara
agama: SELESAI).
Lanjut ke poin kedua yang
ternyata masih nyangkut dengan bahasan sebelumnya; Indonesia merupakan negara
berpenduduk Islam terbesar di dunia. Entah saya harus senang atau jenuh dengan
kenyataan ini, karena sepanjang buku-buku yang saya baca, kajian-kajian Al-qur’an
yang saya hadiri, seminar-seminar ke-Islaman yang saya ikuti, sepakat
menyatakan dengan banyak fakta kisah dan cerita peradaban masa lalu bahwa Islam
adalah agama terbaik yang pernah dibangun dengan kalam Tuhan yang diwahyukan
kepada hamba-hamba terpilih dan disampaikan dengan penuh kedamaian kepada
penduduk Bumi disemua penjuru. Pertanyaan besarnya adalah apakah semua itu
benar adanya? Saya tinggal di Indonesia sudah lebih dari 25 tahun, namun kok
semakin hari semua kemulyaan yang katanya nilai-nilai peradaban Islam itu
terlihat hanya sebagai MITOS? Loh kok bisa?!
Masih ingat peristiwa Semanggi
1998? Dimana mahasiswa se-Indonesia mengadakan demonstrasi yang tercatat
sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah bangsa ini? Memberikan catatan
heroik kepada para intelektual muda yang memperjuagkan hak-hak rakyat untuk
merdeka ditengah pemerintahan diktator yang dibungkus demokrasi. Jakarta
berdarah yang darahnya mengalir dari tubuh-tubuh nasionalis yang sangat cinta
negeri ini. Lantas hubungannya dengan Islam apa? Yah orang-orang yang saat itu
menjabat dipemerintahan adalah dominan muslim, lantas kenapa tidak mampu
menghancurkan rezim yang hancur itu? Kok malah seperti menjaga budaya diktator
yang tak boleh disalahkan? Dimana nilai Islam yang konon mampu mengatasi
permasalahan zaman? Sedang beberapa korban tembak yang wafat adalah non-muslim
dan mereka membuktikan kecintaan terhadap negeri ini.
Kemudian setiap bulan ramadhan,
ada kelompok dengan agenda menjadi “the
agen of chaos” yaitu dengan mendatangi club-club kemudian orang-orang
disana dipukuli sampai berlumuran darah, wanita-wanita ditampar dan diusir
keluar berasa mendapat mandat dari Tuhan. Lalu ketika republik ini dihadirkan
dengan pemahaman kepercayaan yang baru kemudian golongan mainstream memblokade tempat dan kegiatan golongan tersebut, bahkan
ada yang sampai melakukan kekerasan fisik dan para pelaku dari
kegiatan-kegiatan tersebut adalah muslim, lalu dimana nilai-nilai Islam yang
damai dan santun itu? Sudah menjadi legenda-kah?
Dan fenomena yang paling membawa
masyarakat Indonesia kembali pada zaman purba atau lebih buruk lagi, adalah
fenomena batu akik (batu cantik) yang menjadi komoditi para pengusaha oportunis
melihat kebodohan bangsa ini. HAHHAHAHAH. Siapa para pelakunya? Yah kebanyakan
orang muslim bahkan bergelar Ustad dan kiayi? (bahkan saya langsung il-feel
pada seorang Ustad yang diundang menjadi juri MTQ pada acara dikantor, dia
memakai cincin batu yang terlihat PD sekali: “SAYA SALAH NGUNDANG ORANG”). Mereka
percaya bahwa memakai batu cincin itu akan memberi energi positif dalam
kehidupan dan memberi peruntungan hidup yang lebih baik. Bagaimana bisa!?!? Fir’aun saja meyakini dirinya lebih hebat
daripada batu-batu berhala, nah bagaimana mereka yang muslim bisa lebih mundur
mikirnya? Islam itu agama purba atau apa maksudnya? Haduuuuuuhhhhhh
Dari semua uraian saya diatas
sangat terkait dengan Islam yang menjadi konsekwensinya sebagai agama yang
dianut hampir oleh seluruh warga Indonesia. Secara kontradiktif, Indonesia
adalah bangsa yang dihuni oleh mayoritas muslim yang seharusnya berkemajuan
dalam segala bidang kehidupan pemerintahan dan negaranya, namun kenapa semakin
banyak chaos dan kemunduran? SALAH MENGANUT ISLAM? Saya tegaskan
TIDAK!!! Tapi mereka salah mentafsirkan ISLAM! Islam adalah rujukan bila
manusia ingin hidup benar di muka Bumi, namun interpretasi manusia Indonesia
masih jauh atau mungkin terputus dibeberapa generasi dalam memahami dan
mengimplementasi nilai-nilai Islam yang benar itu.
Saya melihat fakta bahwa kenapa
Amerika sebagai negara non-Islam menjadi negara adidaya di dunia? Kenapa Korea
Selatan yang tercatat sebagai negara yang paling kurang terhadap kebutuhan
beragama tapi mampu membangun negaranya sedemikian baik dan maju? Di Amerika,
terdapat program menarik yaitu “Outing Day”
untuk seluruh pelajar dari semua jenjang (TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi).
Outing Day ini bertujuan untuk membangun kesadaran pelajar tentang kebersihan
lingkungan dengan memberi mereka kesempatan untuk beraktifitas diluar sekolah
dengan cara membersihkan lingkungan sekitar dan tempat-tempat umum disana.
Alhasil, program ini memberi alasan kenapa di Amerika tidak membutuhkan petugas
kebersihan. Bagaimana di Indonesia yang memahami bahwa kebersihan sebagian
daripada iman? = MITOS
Acara menarik lainnya adalah
program kreatifitas siswa TK dan SD yang dilakukan pada liburan musim panas,
dingin, semi, dan gugur, yaitu membuat kerajinan tangan yang kemudian mereka
pasarkan ke tempat-tempat perbelanjaan. Hasil dari penjualan tersebut secara
rutin disumbangkan untuk kepentingan umum seperti pembangunan rumah sakit,
gedung sekolah, dan lain-lain. Satu konsep sedekah yang telah mereka budayakan
disana yang tak kita temui di negara mayoritas muslim seperti Indonesia yang
katanya faham syari’ah.
Di Amerika pun, kebijakan
pembangunan itu diporsikan secara lebih kepada masyarakatnya untuk bertani dan
berwirausaha, sedangkan menjadi birokrat adalah suatu pengabdian ikhlas warga
yang siap hanya mendapat penghasilan sekitar 100 $ (1,2 Jutaan) per-tahun. Oleh
sebab itu, di Amerika tidak pernah ada keributan besar hanya karena berebut
kursi kekuasaan di pemerintah karena tidak banyak orang tertarik untuk bekerja
pada pemerintah, tidak ada yang korupsi uang negara karena disana perekonomian
dibangun oleh rakyat, bukan pemerintah. Dan tidak akan ditemukan para CALEG
berlomba meminjam uang kampanye miliaran dan melakukan korupsi triliyunan untuk
mengganti biaya ketika mereka berhasil menjadi birokrat/abdi negara.
Di Amerika pun, banyak dermawan
yang selalu menyumbangkan materi mereka untuk komunitas-komunitas yang hadir
disana, salah satunya kelompok agama. Disana mesjid secara terbuka dibolehkan
dibangun bila semakin banyak muslim yang membutuhkan, bahkan dana
pembangunannya banyak didonasi oleh orang-orang/pengusaha non-muslim. Kenapa
konsepsi nilai kemanusiaan terbangun dengan sangat baik disana? Sedang di
Indonesia Islam dan Kristen masih melakukan peperangan fisik seperti zaman
perebutan kerajaan zaman dulu?
Saya tarik simpulan bahwa Islam
di Indonesia adalah hafalan terminologi dan ritual, namun Amerika telah mencuri
start untuk mengimplementasikan
nilai-nilai Islam yang seharusnya dilakukan oleh muslim Indonesia yang setiap
hari baca Qur’an meski tak banyak faham kajian maknanya. Lalu kenapa image negara asing seperti Amerika,
Inggris, Cina, Rusia, Jerman, dan negara-negara maju lain begitu gelap dan
sesatnya dimata muslim Indonesia, seakan segala hal yang mereka perbuat adalah
haram. Sungguh cara pandang keagamaan dimaknai begitu sempit dan konservatif
dan menempatkan posisi bangsa ini dibawah garis kebodohan. Indonesia seharusnya
menjadi negara lebih maju dibanding Amerika dan negara maju lain bila dilihat
dari sumber daya alam dan kuantitas penduduknya, juga bila mampu menterjemahkan
Islam sebagai rujukan peradaban maju yang mungkin secara tidak langsung sudah
begitu difahami nilai-nilainya oleh bangsa non-muslim diluar sana. Sediiiiihhhh....
No comments:
Post a Comment